🐅 Kisah Padi Dari Sawah Ke Meja Makan
Buatlahkarangan narasi yg menceritakan perjalanan padi dari sawah sampai ke meja makan ketika siap disantap menjadi nasi - 12662728 xiaomi10 xiaomi10 11.10.2017 PPKn Tanaman padi perlu melalui proses penanaman di sawah. Setelah kurang lebih 6 bulan, padi dapat dipanen. Padi kemudian dikeringkan untuk memperoleh beras.
Matapencaharian terbesar di negeri inipun adalah petani, orang yang menanam padi d sawah. Sepiring nasi yang terhidang di meja makan, sebelumnya melalui perjalanan yang panjang. Seperti yang kita ketahui bersama, nasi berasal dari padi. Padi ini ditanam oleh para petani di sawah. Inilah perjalanan padi menuju nasi yang bisa kamu makan sehari-hari.
. SEMANGAT BELAJAR – Kunci jawaban berikut merupakan materi proyek 3 yang terdapat pada halaman 120. Materi dan pembahasan yang diambil berdasarkan pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017 untuk Kelas 5 SD/MI. Kunci jawaban berikut merujuk pada Tema 3 Makanan Sehat, Subtema 4 Karyaku Prestasiku. Materi yang dibahas berupa Kisah Padi dari Sawah ke Meja Makan’. Kunci jawaban ini dapat digunakan oleh adik-adik Kelas 5 SD/MI sebagai pedoman dalam mempelajari proyek 3. Oleh karena itu, simaklah dengan saksama! Kisah Padi dari Sawah ke Meja Makan Buatlah sebuah karangan narasi yang menceritakan perjalanan padi dari sawah sampai ke meja makan ketika siap disantap menjadi nasi. Dalam karanganmu pastikan kamu juga menceritakan 1. Proses yang terjadi di sawah ketika petani menanam padi, dan interaksi petani dengan lingkungan alam. 2. Proses yang terjadi ketika petani memasarkan hasil panennya, kepada siapa petani menjual padinya? Ceritakan interaksi yang terjadi antara petani dengan lingkungan sosialnya. 3. Proses yang menceritakan bagaimana beras di pasar bisa sampai ke rumah-rumah dan siap untuk dimasak. Siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut? Interaksi seperti apa yang terjadi dalam proses tersebut? • Tambahkan informasi tentang perbedaan yang dijumpai oleh petani dalam kehidupan sehari-hari ketika ia menanam padi, memanen hasilnya dan menjualnya ke pasar. Halaman 1 2 3 4 5
Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 Halaman 120, Karyaku Prestasiku Proyek 3, Kisah Padi dari Sawah ke Meja Makan Benih padi siap ditanam. Biasanya para petani menanam padi dengan cara gotong-royong. Mereka bersama-sama orang sekitarnya menanam padi bersama-sama. Pada kegiatan ini terjadi interaksi antara manusia dengan manusia. Setelah padi mulai tumbuh petani menyiangi rumput yang ada di sawah supaya padinya tumbuh dengan baik. Mereka menggunakan alat khusus, namun ada juga yang menyiangi rumput secara manual, yaitu menggunaan tangan tanpa alat khusus. Setelah disiangi petani juga memberi pupuk pada tanaman padinya. Pupuk akan membantu pertumbuhan padi dengan baik. Selain dipupuk, padi juga perlu disemprot dengan pestisida untuk menghilangkan hama. Ketika semua ikhtiar telah dilakukan, petani menunggu datangnya masa panen. Penungguan ini bukan masa berpangku tangan, tetapi mereka secara rutin masih menyiangi rumput, mengairi sawah, hingga menunggui sawahnya agar tidak didekati burung-burung jahil. Setelah padi siap dipanen petani memanen padi. Ada yang melakukan kegiatan panen menggunakan sebuah alat khusus yang terbuat dari kayu. Namun ada pula petani yang sudah menggunakan peralatan panen yang menggunakan mesin. Padi yang sudah dirontokkan kemudian dimasukan ke dalam karung-karung untuk dibawa pulang ke rumah. Pada lahan yang sulit dijangkau kendaraan petani biasanya memikul padi tersebut hingga sampai ke tempat yang dapat dijangkau oleh kendaraan. Ketika padi sampai di rumah ada kegiatan lain yang harus dilakukan para petani, yaitu menjemur padi. Padi dihamparkan pada kain terpal yang sudah digelar. Padi diratakan agar mendapat panas yang merata. Setiap beberapa jam padi juga harus dibolak balik agar kering merata. Penjemuran padi dilakukan selama dua hari jika matahari bersinar sepanjang hari. Namun jika cuaca mendung penjemuran bisa saja lebih dari tiga hari. Padi yang sudah kering kembali dimasukan ke dalam karung-karung agar mudah dipindahkan. Padai-padi tersebut biasanya akan disimpan untuk persediaan sampai musim panen yang akan datang. Namun bagi petani yang memiliki hasil panen yang banyak biasanya akan menjualnya kepada tengkulak. Di dini terjadi iteraksi sosial antara petani dan tengkulak. Biasanya para tengkulak akan membeli padi para petani kemudian akan menjualnya kembali ke pemiliki penggilingan padi. Setelah padi digiling menjadi beras, pemilik penggilingan akan menjual beras tersebut ke pedagang grosir berskala besar yang memiliki gudang penyimpanan. Tengkulak dan pemiliki penggilingan padi berperan sebagai ditributor. Kemudian pedagang grosir berskala besar ini akan kembali menjual beras tersebut kepada pedagang di pasar. Nah disinilah perjalanan padi semakin dekat dengan meja makan. Ketika ibu kita membeli beras di pasar dan kemudian memasaknya menjadi sepiring nasi yang tersedia di meja makan. Sangat panjang ternyata perjalanan padi dari sawah hingga ke meja makan. Halaman 1 2 3 Post Views 1,645 Pos terkaitKunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 206, Kegiatan ProjekKunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 200 dan 201, Lestarikan Sungai dengan ProkasihKunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 196, Kompetisi Pembuatan SlimeKunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 191 dan 192, Pasar Tradisional Muara KuinKunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 186 dan 187, Lomba Seni Mempererat PersatuanKunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 Halaman 174 175 176 177 181, Subtema 3 Pembelajaran 6
Nenek moyang kita dari daerah Jawa mempunyai legenda asal-usul padi Jawa yang unik. Kata yang empunya cerita, Dahulu kala di Kahyangan, Batara Guru yang menjadi penguasa tertinggi kerajaan langit, memerintahkan segenap dewa dan dewi untuk bergotong-royong, menyumbangkan tenaga untuk membangun istana baru di kahyangan. Siapapun yang tidak menaati perintah ini dianggap pemalas, dan akan dipotong tangan dan kakinya. Mendengar titah Batara Guru, Antaboga Anta sang dewa ular sangat cemas. Betapa tidak, ia samasekali tidak memiliki tangan dan kaki untuk bekerja. Jika harus dihukum pun, tinggal lehernyalah yang dapat dipotong, dan itu berarti kematian. Anta sangat ketakutan, kemudian ia meminta nasihat Batara Narada, saudara Batara Guru, mengenai masalah yang dihadapinya. Tetapi sayang sekali, Batara Narada pun bingung dan tak dapat menemukan cara untuk membantu sang dewa ular. Putus asa, Dewa Anta pun menangis terdesu-sedu meratapi betapa buruk tetapi ketika tetes air mata Anta jatuh ke tanah, dengan ajaib tiga tetes air mata berubah menjadi mustika yang berkilau-kilau bagai permata. Butiran itu sesungguhnya adalah telur yang memiliki cangkang yang indah. Barata Narada menyarankan agar butiran mustika itu dipersembahkan kepada Batara Guru sebagai bentuk permohonan agar beliau memahami dan mengampuni kekurangan Anta yang tidak dapat ikut bekerja membangun mengulum tiga butir telur mustika dalam mulutnya, Anta pun berangkat menuju istana Batara Guru. Di tengah perjalanan Anta bertemu dengan seekor burung gagak yang kemudian menyapa Anta dan menanyakan kemana ia hendak pergi. Karena mulutnya penuh berisi telur Anta hanya diam tak dapat menjawab pertanyaan si burung gagak. Sang gagak mengira Anta sombong sehingga ia amat tersinggung dan marah. Burung hitam itu pun menyerang Anta yang panik, ketakutan, dan kebingungan. Akibatnya sebutir telur mustika itu pecah. Anta segera bersembunyi di balik semak-semak menunggu gagak pergi. Tetapi sang gagak tetap menunggu hingga Anta keluar dari rerumputan dan kembali mencakar Anta. Telur kedua pun pecah, Anta segera melata beringsut lari ketakutan menyelamatkan diri, kini hanya tersisa sebutir telur mustika yang selamat, utuh dan tidak pecah. Akhirnya Anta tiba di istana Batara Guru dan segera mempersembahkan telur mustika itu kepada sang penguasa kahyangan. Batara Guru dengan senang hati menerima persembahan mustika itu. Akan tetapi setelah mengetahui mustika itu adalah telur ajaib, Batara Guru memerintahkan Anta untuk mengerami telur itu hingga menetas. Setelah sekian lama Anta mengerami telur itu, maka telur itu pun menetas. Akan tetapi secara ajaib yang keluar dari telur itu adalah seorang bayi perempuan yang sangat cantik, lucu, dan menggemaskan. Bayi perempuan itu segera diangkat anak oleh Batara Guru dan Pohaci Sanghyang Sri adalah nama yang diberikan kepada putri itu. Seiring waktu berlalu, Nyi Pohaci tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik luar biasa. Seorang putri yang baik hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur budi bahasa, memikat semua insan. Setiap mata yang memandangnya, dewa maupun manusia, segera jatuh hati pada sang dewi. Akibat kecantikan yang mengalahkan semua bidadari dan para dewi khayangan, Batara Guru sendiri pun terpikat kepada anak angkatnya itu. Diam-diam Batara guru menyimpan hasrat untuk mempersunting Nyi Pohaci. Melihat gelagat Batara Guru itu, para dewa menjadi khawatir jika dibiarkan maka skandal ini akan merusak keselarasan di kahyangan. Maka para dewa pun berunding mengatur siasat untuk memisahkan Batara Guru dan Nyi Pohaci Sanghyang melindungi kesucian Nyi Pohaci, sekaligus menjaga keselarasan rumah tangga sang penguasa kahyangan, para dewata sepakat bahwa tak ada jalan lain selain harus membunuh Nyi Pohaci. Para dewa mengumpulkan segala macam racun berbisa paling mematikan dan segera membubuhkannya pada minuman sang putri. Nyi Pohaci segera mati keracunan, para dewa pun panik dan ketakutan karena telah melakukan dosa besar membunuh gadis suci tak berdosa. Segera jenazah sang dewi dibawa turun ke bumi dan dikuburkan ditempat yang jauh dan Dewi Sri dari kahyangan membuat Batara Guru, Anta, dan segenap dewata pun berduka. Akan tetapi sesuatu yang ajaib terjadi, karena kesucian dan kebaikan budi sang dewi, maka dari dalam kuburannya muncul beraneka tumbuhan yang sangat berguna bagi umat manusia. Dari kepalanya muncul pohon kelapa; dari hidung, bibir, dan telinganya muncul berbagai tanaman rempah-rempah wangi dan sayur-mayur; dari rambutnya tumbuh rerumputan dan berbagai bunga yang cantik dan harum; dari payudaranya tumbuh buah buahan yang ranum dan manis; dari lengan dan tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan berbagai pohon kayu yang bermanfaat; dari alat kelaminnya muncul pohon aren atau enau bersadap nira manis; dari pahanya tumbuh berbagai jenis tanaman bambu, dan dari kakinya mucul berbagai tanaman umbi-umbian dan ketela; akhirnya dari pusaranya muncullah tanaman padi, bahan pangan yang paling berguna bagi lain menyebutkan padi berberas putih muncul dari mata kanannya, sedangkan padi berberas merah dari mata kirinya. Singkatnya, semua tanaman berguna bagi manusia berasal dari tubuh Dewi Sri Pohaci. Sejak saat itu umat manusia di pulau Jawa memuja, memuliakan, dan mencintai sang dewi baik hati, yang dengan pengorbanannya yang luhur telah memberikan berkah kebaikan alam, kesuburan, dan ketersediaan pangan bagi manusia. Pada sistem kepercayaan Kerajaan Sunda kuna, Nyi Pohaci Sanghyang Sri dianggap sebagai dewi tertinggi dan terpenting bagi masyarakat dan AdatMeskipun kini orang Indonesia kebanyakan adalah muslim atau beragama hindu, sifat dasarnya tetap bernuansa animisme dan dinamisme. Kepercayaan lokal seperti Kejawen dan Sunda Wiwitan tetap berakar kuat dan pemuliaan terhadap Dewi Sri terus berlangsung bersamaan dengan pengaruh Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Beberapa kraton di Indonesia, seperti kraton di Cirebon, Ubud, Surakarta, dan Yogyakarta tetap membudayakan tradisi ini. Sebagai contoh upacara slametan atau syukuran panen di Jawa disebut Sekaten atau Grebeg Mulud yang juga berbarengan dengan perayaan Maulid Nabi Wikipedia Gambar primbondonit
kisah padi dari sawah ke meja makan